Thursday, October 1, 2015

Filsafat Pendidikan Dalam kajian Psikologi

Orientasi psikologi yang mempengaruhi filsafat pendidikan diantaranya ada tiga hal, yakni psikologi humanistik, behaviouristik, dan konstruktivistik.Pendekatan empiris berdasarkan pengkajian asosiasi dalam psikologi behavioristik yang secara umum mengikuti pendapat para filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan mental yang bermakna bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.
Psikologi humanistik merupakan suatu pendekatan multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Sedangkan, Psikologi konstruktivistik selalu terfokus pada proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Kaum konstruktivistik mempergunakan Proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar.
Teori-teori psikologis merupakan pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran. Orientasi-orientasi pengajaran pada pokoknya berhubungan dengan pemahaman kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan pengajaran efektif. Dengan kata lain, apa yang memotivasi siswa untuk belajar,dan Lingkungan-lingkungan apa yang kondusif untuk belajar. Diantara orientasi-orientasi psikologis yang telah mempengaruhi filsafat pengajaran adalah psikologi humanistik, behavioristik, dan konstruktivistik.
1. Psikologi Humanistik
Humanistik adalah alliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950, sebagai reaksi terhadap behaviourisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Psikologi humanistik menekankan kepada kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Psikologi humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan, menurut orientasi ini, adalah aktualisasi diri individual.



Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu :
1. Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia
2. Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia
3. psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi.
Teori-teori belajar dari Psikologi Humanistik
Orientasi perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuan utama pendidik ialah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka sendiri.
Tokoh-tokoh pencetus dalam aliran humanistik antara lain : Combs, Maslov, dan Rogers. Berikut beberapa pandangan mereka mengenai teori belajar psikologi humanistik. Combs menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku orang, maka kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Selanjutnya Combs mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Maslov menyatakan bahwa teori belajar psikologi humanistik didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri kita ada dua hal, yakni : 
1.  Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong untuk maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinyasemua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.
Rogers, dalam bukunya freedom to Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting, salah satu diantaranya adalah bahwa manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.

2. Psikologi Behavioristik
Behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya kebetulan. Menurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu keinginan yang bebas.
Psikologi behaviorisme memaknai psikologi sebagai studi tentang perilaku dan sistem ini telah mendapat dukungan kuat dalam perkembangannya di abad 20 Amerika Serikat. Dalam pandangannya, perilaku yang dapat diamati dan dikuantifikasi memiliki maknanya sendiri, bukan hanya berfungsi sebagai perwujudan peristiwa-peristiwa mental yang mendasarinya.[7]John B. Watson (1878-1958) adalah perintis psikologi behavioristik yang utama dan B. F. Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya. Watson terlebih dahulu mengklaim bahwa perilaku manusia terdiri dari stimulisasi spesifik yang muncul dalam respon-respon tertentu. Sebagian, ia mendasarkan bahwa pada konsepsi barunya terhadap pembelajaran pada pengalaman klasik yang dilaksanakan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (1984-1936).[8]
Teori-teori Belajar dari Psikologi Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang di kenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. [9]
Beberapa teori belajar dari psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka sering menyebutnya dengan “Contemporary behaviorists” atau juga disebut “S-R psychologists.” Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (Reward)atau penguatan (Reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.

C. Psikologi Konstruktivistik
Berbeda dengan behaviorisme, Konstruktivisme memfokuskan pada proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Sejak pertengahan tahun 1980-an, para peneliti telah berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana para siswa mengkonstruksi/membentuk pemahaman mereka terhadap bahan yang mereka pelajari menurut konstruktivisme, melalui proses kognitif.
Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan konteks sosial yang di dalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya interaksi sosial dan negosiasi dalam pembelajaran.berkenaan dengan praktek kelas, pendekatan-pendekatan konstruktivis mendukung kurikulum dan pengajaran student-centered. Siswa adalah kunci pembelajaran.
Jadi, tidak seperti kaum behavioris yang mengkonsentrasikan diri pada perilaku yang dapat diobservasi secara langsung. Kaum konstruktivis memfokuskan pada proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar. Pemahaman kita tentang pembelajaran telah berkembang sebagai hasil dari kemajuan-kemajuan dalam sains kognitif, studi tentang proses-proses mental yang digunakan siswa dalam berfikir dan mengingat.
Teori-teori psikologis merupakan pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran. Orientasi-orientasi pengajaran pada pokoknya berhubungan dengan pemahaman kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan pengajaran efektif. Diantara orientasi-orientasi psikologis yang telah mempengaruhi filsafat pengajaran adalah psikologi humanistik, behavioristik, dan konstruktivistik.
Psikologi humanistik menekankan kepada kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Psikologi humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia.
Psikologi Behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya kebetulan. Menurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu keinginan yang bebas.
Psikologi konstruktivistik selalu terfokus pada proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Kaum konstruktivistik mempergunakan Proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar.


Daftar Pustaka
Noorhayati aliet sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: deepublish
Sadulloh, Uyoh.2006.Pengantar Filsafat Pendidikan. Jakarta: ALFABETA
Soemanto, Wasty.2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

No comments:

Post a Comment

How To Solve it - G Polya

Yosh hari ini sangat menarik, pembahasan mengenai "How to Solve it" yang di cetuskan oleh G Polya. Apasih itu?, kita sebagai man...