Aksiologi sebagai cabang filsafat dapat kita bedakan menjadi 2, yaitu:
a. Etika dan Pendidikan
·
Etika
Etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang berarti adat kebiasaan.
Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyebutkan
dengan moral, berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Etika
merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu
kesusilaan yang memuat dasar untuk berbuat susila. Jadi, etika merupakan cabang
filsafat yang membicarakan perbuatan manusia. Cara memandangnya dari sudut baik
dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia.
·
Filsafat Pendidikan Islam dan
Etika Pendidikan
Antara ilmu (pendidikan) dan etika memiliki hubungan erat. Masalah
moral tidak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan kebenaran,
sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih untuk mempertahankan kebenaran, diperlukan
keberanian moral. Sangat sulit membayangkan perkembangan iptek tanpa adanya
kendali dari nilai-nilai etika agama. Untuk itulah kemudian ada rumusan
pendekatan konseptual yang dapat dipergunakan sebagai jalan pemecahannya, yakni
dengan menggunakan pendekatan etik-moral, dimana setiap persoalan pendidikan
Islam coba dilihat dari perspektif yang mengikut sertakan kepentingan
masing-masing pihak, baik itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta
masyarakat luas. Ini berarti pendidikan Islam diorientasikan pada upaya
menciptakan suatu kepribadian yang mantap dan dinamis, mandiri dan kreatif.
Tidak hanya pada siswa melainkan pada seluruh komponen yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan Islam. Terwujudnya kondisi mental-moral dan spritual
religius menjadi target arah pengembangan sistem pendidikan Islam. Oleh sebab
itu, berdasarkan pada pendekatan etik moral-pendidikan Islam harus berbentuk
proses pengarahan perkembangan kehidupan dan keberagamaan pada peserta didik ke
arah idealitas kehidupan Islami, dengan tetap memperhatikan dan memperlakukan
peserta didik sesuai dengan potensi dasar yang dimiliki serta latar belakang
sosio budaya masing-masing.
b.
Estetika dan Pendidikan
·
Estetika
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb.
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb.
·
Filsafat Pendidikan Islam dan
Estetika Pendidikan
Adapun yang mendasari hubungan
antara filsafat pendidikan Islam dan estetika pendidikan adalah lebih menitik
beratkan kepada “predikat” keindahan yang diberikan pada hasil seni. Dalam
dunia pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh Randall dan Buchler mengemukakan
ada tiga interpretasi tentang hakikat seni:
1.
Seni sebagai penembusan terhadap realitas,
selain pengalaman.
2.
Seni sebagai alat kesenangan.
3.
Seni sebagai ekspresi yang
sebenarnya tentang pengalaman.
Namun, dalam dunia pendidikan hendaklah nilai estetika menjadi patokan
penting dalam proses pengembangan pendidikan yakni dengan menggunakan
pendekatan estetis-moral, dimana setiap persoalan pendidikan Islam coba dilihat
dari perspektif yang mengikut sertakan kepentingan masing-masing pihak, baik
itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta masyarakat luas. Ini berarti
pendidikan Islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang
kreatif, berseni (sesuai dengan Islam).
No comments:
Post a Comment