Banyak kisah tentang mereka, Banyak yang memandang
lucu atau mungkin aneh dari cara berpakaian, keseharian dan cara Logat
Bicaranya. Tapi saya menyebutnya Itu Unik dan Banyak hal yang dapat kita ambil
hal yang positif dari segi Kehidupannya. Suku Baduy, Umumnya orang mengenal
mereka ialah orang Pedalaman, bertempat tinggal dibawah-bawah bukit, Mencari
makan dari tanam menanam, hasil bumi dan Kepercayaan akan adat istiadat yang
Masih kental, terjaga dan terpelihara dengan baik diantaranya. Tidak sedikit
yang memandang mereka dari satu Sudut saja, Beranggapan bahwa mereka manusia
tersingkirkan, bukan itu harusnya. Mereka adalah Manusia biasa seperti
kebanyakan Orang namun yang membedakan ialah tatacara hidup, social dan
kebudayan yang turun temurun dari para Moyangnya yang masih mereka anut. Mereka
bukan manusia Jadul, mereka hidup diJaman yang sama, Masa sekarang.
Suku Badui, ya sebuah suku Pedalaman yang berada didaerah Kab.Lebak, tidak jauh dari kota Rangkasbitung,kota tempat tinggal saya. Kab.Lebak, prop.Banten.
suku baduy berasal dari 3 tempat sehingga baik dari
cara berpakaian, penampilan serta sifatnya pun sangat berbeda.Kini, Masa
Sekarang sebutan bagi suku Baduy terdiri dari :
1. Suku Baduy Dalam yang artinya suku Baduy yang
berdomisili di Tiga Tangtu ( Kepuunan ) yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana.
2. Suku Baduy Panamping artinya suku Baduy yang
bedomisili di luar Tangtu yang menempati di 27 kampung di desa Kanekes yang
masih terikatoleh Hukum adat dibawah pimpinan Puuun ( kepala adat ).
3. Suku Baduy Muslim yaitu suku Baduy yang telah
dimukimkan dan telah mengikuti ajaran agama Islam dan prilakunya telah mulai
mengikuti masyarakat luar serta sudah tidak mengikuti Hukum adat.
Adapun sebutan siku Baduy menurut cerita adalah
asalnya dari kata Badui, yakni sebutan dari golongan/ kaum Islam yang maksudnya
karena suku itu tidak mau mengikuti dan taat kepada ajaran agama Islam,
sedangkan disaudi Arabia golongan yang seperti itu disebut Badui maksudnya
golongan yang membangkang tidak mau tunduk dan sulit di atur sehingga dari
sebutan Badui inilah menjadi sebutan Suku Baduy.
A.
SEJARAH
SUKU BADUY (ORANG KANEKES )
Suku Baduy atau Kanekes merupakan suatu kelompok
masyarakat Sunda, terletak di Kab.Lebak, Banten. Sebutan “Baduy” merupakan
sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut,
berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka
dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah
(nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy
yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka
menyebut diri sebagai urang Kanekes atau “orang Kanekes” sesuai dengan nama
wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti
Urang Cibeo.
Dan Menurut Para sepuh atau Kokolot Jaman dulu. Bahwa suku Baduy atau Urang Kanekes Berasal dari tiga tempat, sehingga ada perbedaan diantara mereka pula.
Dan Menurut Para sepuh atau Kokolot Jaman dulu. Bahwa suku Baduy atau Urang Kanekes Berasal dari tiga tempat, sehingga ada perbedaan diantara mereka pula.
1. Berasal dari Kerajaan Padjajaran/Bogor.
Konon pada sekitar abad ke
XI dan XII Kerajaan Pajajaran menguasai seluruh tanah Pasundan yakni dari
Banten, Bogor, priangan samapai ke wilayah Cirebon, pada waktu itu yang menjadi
Rajanya adalah PRABU BRAMAIYA MAISATANDRAMAN dengan gelar PRABU SILIWANGI.
Kemudian pada sekitar abad
ke XV dengan masuknya ajaran Agama Islam yang dikembangkan oleh
saudagar-saudagar Gujarat dari Saudi Arabia dan Wali Songo dalam hal ini adalah
SUNAN GUNUNG JATI dari Cirebon, dari mulai Pantai Utara sampai ke selatan
daerah Banten, sehingga kekuasaan Raja semakin terjepit dan rapuh dikarenakan
rakyatnya banyak yang memasuki agama Islam. Akhirnya raja beserta senopati dan
para ponggawa yang masih setia meninggalkan keraan masuk hutan belantara kearah
selatan dan mengikuti Hulu sungai, mereka meninggalkan tempat asalnya dengan
tekad seperti yang diucapkan pada pantun upacara Suku Baduy “ Jauh teu puguh nu
dijugjug,
leumpang teu puguhnu diteang , malipir dina gawir, nyalindung dina gunung, mending keneh lara jeung wiring tibatan kudu ngayonan perang jeung paduduluran nu saturunan atawa jeung baraya nu masih keneh sa wangatua”
leumpang teu puguhnu diteang , malipir dina gawir, nyalindung dina gunung, mending keneh lara jeung wiring tibatan kudu ngayonan perang jeung paduduluran nu saturunan atawa jeung baraya nu masih keneh sa wangatua”
Artinya : jauh tidak menentu
yang tuju ( Jugjug ),berjalan tanpa ada tujuan, berjalan ditepi tebing,
berlindung dibalik gunung, lebih baik malu dan hina dari pada harus berperang
dengan sanak saudara ataupun keluarga yang masih satu turunan “
Keturunan ini yang sekarang
bertempat tinggal di kampong Cibeo ( Baduy Dalam ) dengan ciri-ciri : berbaju
putih hasil jaitan tangan ( baju sangsang ), ikat kepala putih, memakai sarung biru
tua ( tenunan sendiri ) sampai di atas lutut, dan sipat penampilannya jarang
bicara ( seperlunya ) tapir amah, kuat terhadap Hukum adat, tidak mudah
terpengaruh, berpendirian kuat tapi bijaksana.
2. Berasal dari Banten Girang/Serang
Menurut cerita yang menjadi
senopati di Banten pada waktu itu adalah putra dari Prabu Siliwangi yang
bernama Prabu Seda dengan gelar Prabu Pucuk Umun setelah Cirebon dan sekitarnya
dikuasai oleh Sunan Gunung Jati, maka beliau mengutus putranya yang bernama
Sultan Hasanudin bersama para prajuritnya untuk mengembangkan agama Islam di
wilayah Banten dan sekitarnya. Sehingga situasi di Banten Prabu Pucuk Umun
bersama para ponggawa dan prajurutnya meninggalkan tahta di Banten memasuki
hutan belantara dan menyelusuri sungai Ciujung sampai ke Hulu sungai , maka
tempat ini mereka sebut Lembur Singkur Mandala Singkah yang maksudnya tempat
yang sunyi untuk meninggalkan perang dan akhirnya tempat ini disebut GOA/
Panembahan Arca Domas yang sangat di keramatkan.
Keturunan ini yang kemudian
menetap di kampung Cikeusik ( Baduy Dalam ) dengan Khas sama dengan di kampong
Cikeusik yaitu : wataknya keras,acuh, sulit untuk diajak bicara ( hanya
seperlunya ), kuat terhadap hukum Adat, tidak mudah menerima bantuan orang lain
yang sifatnya pemberian, memakai baju putih ( blacu ) atau dari tenunan serat
daun Pelah, iket kepala putih memakai sarung tenun biru tua ( diatas lutut ).
3. Berasal dari Suku Pangawinan ( campuran )
Yang dimaksud suku
Pengawinan adalah dari percampuran suku-suku yang pada waktu itu ada yang
berasal dari daerah Sumedang, priangan, Bogor, Cirebon juga dari Banten. Jadi
kebanyakanmereka itu terdiri dari orang-orang yang melangggar adat sehingga
oleh Prabu Siliwangi dan Prabu Pucuk Umun dibuang ke suatu daerah tertentu.
Golongan inipun ikut terdesak oleh perkembangan agama Islam sehingga kabur
terpencar kebeberapa daerah perkampungan tapi ada juga yang kabur kehutan
belantara, sehingga ada yang tinggal di Guradog kecamatan Maja, ada yang terus
menetap di kampong Cisungsang kecamatan Bayah, serta ada yang menetap di
kampung Sobang dan kampong Citujah kecamatan Muncang, maka ditempat-tempat
tersebut di atas masih ada kesamaan cirikhas tersendiri. Adapun sisanya
sebagian lagi mereka terpencar mengikuti/menyusuri sungai Ciberang, Ciujung dan
sungai Cisimeut yang masing-masing menuju ke hulu sungai, dan akhirnya golongan
inilah yang menetap di 27 perkampungan di Baduy Panamping ( Baduy Luar ) desa
Kanekes kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak dengan cirri-cirinya ; berpakaian
serba hitam, ikat kepala batik biru tua, boleh bepergian dengan naik kendaraan,
berladang berpindah-pindah, menjadi buruh tani, mudah diajak berbicara tapi
masih tetap terpengaruh adanya hukum adat karena merekan masih harus patuh dan
taat terhadap Hukum adat.
Dari Suku Baduy panamping
pada tahun 1978 oleh pemerintah diadakan proyek PKMT ( pemukiman kembali
masyarakat terasing ) yang lokasinya di kampung Margaluyu dan Cipangembar desa
Leuwidamar kecamatan Leuwidamar dan terus dikembangkan oleh pemerintah proyek
ini di kampung Kopo I dan II, kampung Sukamulya dan kampung Sukatani desa
Jalupangmulya kecamatan Leuwidamar .
Suku Baduy panamping yang telah dimukimkan inilah yang disebut Baduy Muslim, dikarenakan golongan ini telah memeluk agama Islam, bahkan ada yang sudah melaksanakan rukun Islam yang ke 5 yaitu memunaikan ibadah Haji.
Suku Baduy panamping yang telah dimukimkan inilah yang disebut Baduy Muslim, dikarenakan golongan ini telah memeluk agama Islam, bahkan ada yang sudah melaksanakan rukun Islam yang ke 5 yaitu memunaikan ibadah Haji.
No comments:
Post a Comment