Degradasi
Nilai Etika Serta Nilai Moral Akibat Media sosial
Egha
Alifa Putra
Abstrak
Media Sosial sangat familiar didengar
pada zaman teknologi ini, bahkan hampir tiap orang memiliki media sosial. Media
sosial memang memiliki manfaat yang besar, dapat mendekatkan yang jauh,
memudahkan yang sulit, serta mempertemukan yang harusnya tidak bertemu. Seperti
belati yang bermata dua, media sosial juga memiliki sisi buruk yang cenderung
menjebak pengguna media sosial kedalam penurunan nilai etika serta nilai moral.
Tidak jarang sisi buruk tersebut tercermin dalam kehidupan nyata pengguna media
sosial, jika hal tersebut dibiarkan akan terciptanya kerusakan etika serta
moral masyarakat.
Kata
kunci: Media Sosial, Etika,
Moral
I.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari, karena
zaman dari hari ke hari semakin berkembang. Salah bila teknologi tidak mendampingi perkembangan zaman. Perkembangan teknologi mulai merubah paradigma dalam masyarakat yang menyuguhkan berjuta kemudahan yang sebelumnya sulit dilakukan, salah satunya adalah media sosial. Dengan medi sosial ini masyarakat mampu menghubungkan orng-orang jauh atau orang yang telah lama tidak bertemu. Tetapi juga membawa dampak negatif yang signifikan, hal tersebutlah yang mampu
menggoyahkan nilai – nilai etika dan moral masyarakat.
Pada zaman era digital seperti
sekarang, semuanya bergantung kepada teknoogi, salah satu hasil dari teknologi
adalah internet, yang mengandung banyak situs di dalamnya termasuk situs
jejaring social, Jejaring social ini ternyata memberikan dampak yang besar bagi
kelakuan penggunanya, entah itu dampak positif juga dampak yang
negatif.
Facebook, Twitter, Friendster adalah sebagian kecil contoh dari situs media sosial yang ada di internet, situs tersebut dapat memuat/ menyediakan data/informasi dari si pengguna jejaring sosial. Data itu antara lain nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data demografis lainnya, serta hobi dan kecenderungan lainnya. Dengan mempelajari profil di Facebook, sesorang akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap orang lainnya. Kecuali data, Facebook dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, bahkan hingga chat. Bahkan saat ini fitur game online sebagai daya tarik utama lain bagi usia anak dan remaja.
Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial berasal dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangatlah mudah untuk mendaftar menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang, baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut.
Facebook, Twitter, Friendster adalah sebagian kecil contoh dari situs media sosial yang ada di internet, situs tersebut dapat memuat/ menyediakan data/informasi dari si pengguna jejaring sosial. Data itu antara lain nama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan data demografis lainnya, serta hobi dan kecenderungan lainnya. Dengan mempelajari profil di Facebook, sesorang akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap orang lainnya. Kecuali data, Facebook dilengkapi dengan banyak fasilitas untuk berinteraksi, mulai dari email, berbagi foto, bahkan hingga chat. Bahkan saat ini fitur game online sebagai daya tarik utama lain bagi usia anak dan remaja.
Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial berasal dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangatlah mudah untuk mendaftar menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang, baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut.
II.
Etika dalam media sosial
media
sosial kita dapat terhubung dengan orang-orang yang benar-benar kita kenal atau
sama sekali tidak dikenal, melakukan pembicaraan atau berbagi data untuk
keperluan tertentu. Melalui itu kita juga dapat berkenalan dengan orang-orang
baru mungkin berada pada daerah terkenal luas, atau memiliki ketertarikan akan
suatu hal yang sama. Dengan demikian, seharusnya aturan-aturan berinteraksi di
dunia nyata dan dunia maya juga tetap sama.
Melalui
media sosial juga seseorang dapat mengemukakan pendapatnya serta berekspresi
sesuka hati penggunanya, penting bagi mereka menjaga etika dan moral agar tidak
menciderai orang lain. Walaupun hanya dunia maya, semua orang dapat mengakses
serta bertukar data dalam internet. Dengan menjaga etika serta moral, seseorang
dapat terhindar dari kesalahpahaman antar pengguna media sosial serta tidak
menyinggung mereka.
III.
Degradasi
Nilai Etika dan Nilai Moral Akibat Media Sosial
Kemudahan, keleluasaan, kebebasan dalam penggunaan internet telah membuat pengguna “kelepasan” bagaimana sepantasnya ia bertindak. Ketika bermain-main dalam dunia maya, seseorang terkadang merasa lebih bebas berekspresi karena ia merasa tidak ada orang secara langsung melihat apa yang dilakukannya. Cara penyaluran ekspresi tersebut juga bukan menggunakan kemampuan tubuh sepenuhnya, seperti berbicara, sehingga menjadikan orang dengan frekuensi bicara sedikit merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan pikirannya. Hal ini bisa menjadi efek psikologis baik dari penggunaan jejaring sosial Online, namun dapat menjebak jika mengabaikan etika atau nilai moral yang berlaku.
Info dari jaringan online dapat menyebar secara cepat, menjadikan media online sarana propaganda efektif. Informasi dapat cepat terbit berganti. Kecepatan aliran info ini memancing meningkatnya minat pengguna untuk menyebarkan informasi. Jika pada penyebaran informasi konvensional informasi penting dan mendesak diutamakan, dalam media online segala bentuk informasi dapat mengalir dengan derasnya. Karena kemudahannya serta perasaan bebas berekspresi tadi, pemberi informasi terkadang mengabaikan aspek kepentingan dan etika dari informasi tersebut. Tidak heran jika saat ini kita sering kebanjiran info tidak penting, tidak tepat sasaran.
Kerusakan moral akibat media sosial menyebar luas dikarenakan sifat media sosial itu sendiri terbuka untuk umum, atau sekelompok besar orang. Dengan terbiasa melihat perilaku-perilaku menyimpang etika, bukan tidak mungkin seseorang menjadi terbiasa, menganggap biasa, dan kemudian menjadikannya kebiasaan. Oleh karena itu, menjaga etika berinteraksi di online sangatlah penting.
Dengan berjejaring berlandaskan pada etika dan moral, kita bisa mendapatkan dan memberikan informasi bermanfaat bagi kita maupun orang lain. Kasus-kasus pencemaran nama baik karena “kelepasan” penggunaan media juga dapat terhindar karena adanya rasa ingin menghargai orang lain siapa pun, di mana pun, kapan pun. Terakhir, kasus-kasus kriminal yang melibatkan perangkat digital (cyber crime) dapat diminimalisir dengan kesadaran akan penyaringan informasi dari setiap orang.
Kemudahan, keleluasaan, kebebasan dalam penggunaan internet telah membuat pengguna “kelepasan” bagaimana sepantasnya ia bertindak. Ketika bermain-main dalam dunia maya, seseorang terkadang merasa lebih bebas berekspresi karena ia merasa tidak ada orang secara langsung melihat apa yang dilakukannya. Cara penyaluran ekspresi tersebut juga bukan menggunakan kemampuan tubuh sepenuhnya, seperti berbicara, sehingga menjadikan orang dengan frekuensi bicara sedikit merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan pikirannya. Hal ini bisa menjadi efek psikologis baik dari penggunaan jejaring sosial Online, namun dapat menjebak jika mengabaikan etika atau nilai moral yang berlaku.
Info dari jaringan online dapat menyebar secara cepat, menjadikan media online sarana propaganda efektif. Informasi dapat cepat terbit berganti. Kecepatan aliran info ini memancing meningkatnya minat pengguna untuk menyebarkan informasi. Jika pada penyebaran informasi konvensional informasi penting dan mendesak diutamakan, dalam media online segala bentuk informasi dapat mengalir dengan derasnya. Karena kemudahannya serta perasaan bebas berekspresi tadi, pemberi informasi terkadang mengabaikan aspek kepentingan dan etika dari informasi tersebut. Tidak heran jika saat ini kita sering kebanjiran info tidak penting, tidak tepat sasaran.
Kerusakan moral akibat media sosial menyebar luas dikarenakan sifat media sosial itu sendiri terbuka untuk umum, atau sekelompok besar orang. Dengan terbiasa melihat perilaku-perilaku menyimpang etika, bukan tidak mungkin seseorang menjadi terbiasa, menganggap biasa, dan kemudian menjadikannya kebiasaan. Oleh karena itu, menjaga etika berinteraksi di online sangatlah penting.
Dengan berjejaring berlandaskan pada etika dan moral, kita bisa mendapatkan dan memberikan informasi bermanfaat bagi kita maupun orang lain. Kasus-kasus pencemaran nama baik karena “kelepasan” penggunaan media juga dapat terhindar karena adanya rasa ingin menghargai orang lain siapa pun, di mana pun, kapan pun. Terakhir, kasus-kasus kriminal yang melibatkan perangkat digital (cyber crime) dapat diminimalisir dengan kesadaran akan penyaringan informasi dari setiap orang.
IV.
Kesimpulan
Perkembangan zaman serta teknologi tidak
dapat disalahkan, karena kemudahan – kemudahan yang disuguhkan seiring dengan
kebutuhan manusia pada saat ini. Degradasi nilai etika dan moral dapat terjadi
karena tidak mampunya pengguna media sosial menjaga dan menaati aturan yang
ada, serta tidak mampu menjaga etika dan moral mereka ketika berada di media
sosial. Pencegahan pengaruh negative dari jejaring sosial dapat di lakukan mulai dari orang-orang terdekat individu tersebut, seperti Orang tua, teman, dan saudara, dan kita sebagai manusia juga harus bersikap kritis dan waspada jangan mudah terbawa arus modern yang sekarang sedang melanda kehidupan, jangan pernah menjadikan jejaring-jejaring sosial tersebut menjadi seperti sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan, namun jadikan jejaring sosial sebagai media yang bermanfaat untuk membantu kehidupan manusia bukan malah menghambatnya dan menyebabkan ketidak normalan.
No comments:
Post a Comment